Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut IRITABILITAS, dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh.
GERAK PADA TUMBUHAN
Jika pada hewan rangsang disalurkan melalui saraf, maka pada tumbuhan rangsang disalurkan melalui benang plasma (PLASMODESMA) yang masuk ke dalam sel melalui dinding yang disebut NOKTAH.
Gerak pada tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu :
1. | Gerak HIGROSKOPIS yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air. Misalnya: - gerak membukanya kotak spora. - pecahnya buah tanaman polong. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. | Gerak ESIONOM yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar.
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. | Gerak ENDONOM yaitu gerak yang belum/tidak diketahui sebabnya. Karena belum diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang menggerakkannya Þ gerak OTONOM, misalnya aliran plasma sel. Tulang Alat gerak pada vertebrata meliputi alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Gerak adalah hasil interaksi antara tulang, otot, dan persendian tulang. TULANG Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (KARTILAGO) dan tulang keras (= tulang/OSTEON). Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (KONDROSIT) yang mensekresikan matriks (KONDRIN) berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan (PERIKONDRIUM) yang banyak mengandung KONDROBLAS (pembentuk kondrosit). Rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga. Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh OSTEOBLAS (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk SISTEM HAVERS. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau OSIFIKASI. Jenis osifikasi adalah DESMAL dan KONDRAL. Kondral meliputi PERIKONDRAL dan ENKONDRAL. Tulang Keras atau Osteon terbagi menljadi - Tulang panjang (tulang pipa) - Tulang pipih - Tulang pendek - Tulang pneumatika Tulang Pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
Sumsum Tulang ada dua jenis yaitu : 1. Sumsum tulang merah (MEDULLA OSSIUM RUBBA) 2. Sumsum tulang kuning (MEDULLA OSSIUM FLAVA) RANGKA Tulang-tulang Vertebrata membentuk rangka dalam (ENDOSKELETON) yang berfungsi : - Memberi bentuk tubuh. - Menahan dan menegakkan tubuh. - Melindungi dan menegakkan tubuh. - Sebagai tempat melekatnya otot rangka. - Sebagai alat gerak pasif. - Tempat pembentukan sel-sel darah (HEMOPOIESIS). Endoskeleton pada manusia (vertebrata) dibagai menjadi 2 yaitu - Kerangka sumbu Þ tengkorak dan badan - Kerangka apendiks Þ anggota gerak
Persendian PERSENDIAN adalah hubungan antar tulang (ARTIKULASI) MEMBRAN SINOVIAL (selaput sendi) adalah : Selaput yang membungkus ujung-ujung tulang yang membentuk persendian. Selaput ini menghasilkan MINYAK SINOVIAL yang berguna sebagai pelumas sendi. ARTIKULASI terbagi atas 3 bentuk yaitu :
OTOT (MUSCULUS) Macam otot 1. Otot polos Þ gerakan tak disadari (INVOLUNTER) 2. Otot lurik = serat lintang Þ gerakan disadari (VOLUNTER) 3. Otot jantung = MIOKARDIUM Þ involunter MIOGLOBIN adalah pigmen otot yang berfungsi mengikat oksigen. BAGIAN-BAGIAN OTOT - TENDON Þ urat otot, bagian ujung otot yang mengecil. - VENTRIKEL Þ empal otot, bagian tengah otot yang menggembung. - ORIGO Þ ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak. - INSERSIO Þ ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak. - NORMOTROFI Þ otot yang besarnya normal. - ATROFI Þ otot yang mengecil, lisut. - HIPERTROFI Þ otot yang membesar. - DISKUS INTERKALARIS Þ bagian khas otot jantung yang merupakan batas. KARAKTERISTIK OTOT a. KONTRAKTIBILITAS Þ kemampuan untuk memendek b. EKSTENSIBILITAS Þ kemampuan untuk memanjang c. ELASTISITAS Þ kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau memanjang KERJA OTOT - TONUS Þ ketegangan akibat mengerutnya otot (kontraksi), - TETANUS Þ ketegangan maksimum yang terus menerus, - FLEKSI Þ membengkokkan > < EKSTENSI Þ meluruskan, - ABDUKSI Þ menjauhi badan > < ADDUKSI Þ mendekati badan, - DEPRESI Þ ke bawah > < ELEVASI Þ ke atas, - SUPINASI Þ memutar telapak tangan menengadah > < PRONASI Þ menelungkup. MEKANISME GERAKAN OTOT - AKTIN dan MIOSIN : protein khas dari otot. - ASETILKOLIN : zat reseptor rangsang yang sangat peka. - ATP - ADP - AMP : energi yang diperlukan untuk kontraksi otot. Gambar 1 : Keterangan : a. Otot, b. Serabut otot dengan intinya, c. Kumpulan serabut otot, d. Miofibril, e. Zona H dan Z dari miofibril, f. Aktin dan miosin, g. Otot berelaksasi dan berkontraksi. - FASE ANAEROB (KONTRAKSI) ATP Þ ADP + P + Energi ADP Þ AMP + P + Energi Kreatinfosfat Þ Kreatin + Fosfat + Energi - FASE AEROB (pembentukan kembali ATP) ATP yang habis digunakan selama fase anaerob dibentuk kembali dengan mendapat energi dari hasil penguraian glukosa. GLIKOGEN Þ LAKTASIDOGEN Þ GLUKOSA + ASAM LAKTAT GLUKOSA Þ CO2 + H2O + Energi Asam Laktat = zat peleleh O2 diambil secara cepat untuk mengoksidasi asam laktat sehingga orang yang kelelahan akan terengah-engah GANGGUAN PADA SISTEM GERAK
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar