Sabtu, 15 Oktober 2011

SISTEM PERTAHANAN TUBUH


SISTEM PERTAHANAN TUBUH
A. Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu sistem yang bekerja sama dan berfungsi memerangi faktorasing yang berasal dari lingkungan atau dari dalam tubuh sendiri. Pengaruh dari luar dapat berupa virus, bakteri, paparan zat kimia, jamur, cacing, dan lain-lain. Adapun pengaruh dari dalam tubuh bisa berupa kankeryang terjadi akibat mutasi. Berdasarkan cara perolehannya, sistem pertahanan tubuh terbagi menjadi sistem pertahanan alami dan sistem pertahanan buatan.
  1. Sistem Pertahanan Alami



Sistem pertahanan tubuh sering di kenal sebagai sistem kekebalan. Aiatem pertahanan alami merupakan pertahanan tubuh yang paling dasar. Manusia mempunyai sistem pertahanan inisejak lahir. Pertahanan alami merupakanperlindungan lapis pertama pada tubuh selama tubuh belum membentuk antibodi. Pertahanan alami bersifat nonspesifik ringan epitel yang melindungi organ bagian dalam dapat di katakan merupakan salah satu bentuk contoh pertahanan alami.
Kuman dan penyakit yang banyak tersebar di udara tidak dengan mudah masuk dalam tubuh anda. Hal ini di sebabkan manusia memiliki kulit yang berfungsi sebagai pelindung tubuh. Bagian-bagian kulit yang berlapis, menguntungkan sistem pertahanan tubuh anda. Apabila satu lapisan kulit tergores dan ada zat asing yang masuk ke dalamnya maka lapisan kulit berikutnyalahyang berfungsi menahan masuknya zat tersebut ke jaringan yang lebih dalam.
Jaringan epitel tersusun oleh beberapa jaringan bentuk sel(lihat bab jaringan hewan). Masing-masing sel memiliki keistimewaan yang khas. Jaringan epitel yang unjung selnya bersilia, umumnya terdapat pada dinding saluran dalam sistem organ tubuh. Misal, epitel silindris selapis pada saluran pernapasan atas. Dalam jaringan tersebut, kuman/zat asing yang masuk ke dalam laring akan di paksa keluar. Bersin merupakan salah satu bentuk hasil aktivitas pertahanan pertama tubuh melalui jaringan epitel dalam alat pernapasan. Selain dengan silia, mikroba yang masuk pada alat pencernaan dapat di halaudengan adanya mukus. Mikroba yang masuk melalui makanan akan tertahan didalam mukus (cairan kental yang di hasilkan sel-sel membran mukosa). Mikroba yang terjerat mukus selanjutnya akan di matikan oleh asam lambung. Asam lambung yang memiliki pH 4 tersebut akan mengganggu kerja enzim-enzim dalam organisme pengganggu tersebut. Akibatnya, organisme tersebut akan mati.
Anda telah mengetahui bahwa sistem pertahanan alami dapat berupa kulit, silia, dan mukus pada jaringan epitel. Pertahanan alami ada juga yang berupasenyawa kimia, misalnya oksigen dan enzim. Oksigen yang anda hirup dari udara ke dalam paru-paru akan terikat oleh heme yang ada dalam eritrosit. Adanya oksigen ini akan menimbulkan tekanan. Tekanan oksigen dalam darah dapat membunuh mikroorganismeyang bermaksud menyerang pertahanan tubuh. Enzim tertentu juga di kenal sebagai sistem pertahanan tubuh alami. Enzim tersebut adalah lisosim. Lisosim dapat merusak dinding mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Hilangnya dinding sel pada mikroorganisme tersebut akan menyebabkan kematian baginya.
Apabila mikroorganisme (kuman dan bibit penyakit) dapat menembus perlindungan lapis pertama pada tubuh, sebelum terbentuk antibodi (sistem kekebalan buatan), mikroorganisme tersebut akan menghadapi perlindungan lapis kedua. Perlindungan lapis kedua ini juga bersipat nonspesifik, meliputi neotrofil, monosit, dan natural killer (NK).
Mikroorganisme berupa kuman penyakit yang masuk ke tubuh dan merusak sel perlindungan lapis pertama mnyebabkan sel-sel yang rusak tersebut menghasilkan zat-zat kimia tertentu. Dengan adanya zat kimia tersebut, neutrofil akan terpanggil. Selanjutnya neutrofil akan memakan kuman-kuman trsebut secara fagositosis. Neutrofil merupakan salah satu bentuk leukosit yang jumlahnya mencapai hampir 60%-90% dari jumlsah total leukosit dalam tubuh. Selain neutropil, leukosit juga menghasilkan monosit. Jumlah monosit hanya sekitar 5% dari jumlah total leukosit. Akan tetapi, pertahanan yang di lakukan monosit terhadap kuman jauh lebih efektif dibanding neutrofil. Oleh karena itu, monosit di sebut bersifat makrofag (fagosit terbesar). Dengan menjulurkan pseudopodianya, monosit akan memangsa kuman penyakit. Natural killer (sel pembuluh alami) berbeda dengan neutrofil dan monosit sebab NK ini tidak bersifat fagosit. NK bekerja melindungi tubih dengan membuat membran sel kuman menjadi kisis. Karena dinding sel yang luruh maka sel kuman mati.
Tubuh selain menyerang zat-zat asing dengan cara tersebut di atas juga melakukan suatu sistem pertahanan yamg unik. Demam atau panas tubuh di atas suhu badan normal dihasilkan oleh tubuh untuk mematikan kuman-kuman tersebut. Suhu yang naik sekitar 2 atau 3 C di dalam tubuh mengakibatkan kuman-kuman penyakit mati. Gejala demam ini timbul akibat tubuh memproduksi senyawa kimia interleukin. Ini merupakan respons adanya serangan kuman penyakit terhadap tubuh yang terluka.
  1. Sistem Pertahanan Buatan
Anda telah memahami bahwa leukosit memiliki peran penting pada sistem pertahanan alami, terutama neutrofil dan monosit. Berbeda dengan keduanya, leukosit yang satu ini (limfosit) justru berperan pada sistem pertahanan buatan. Senyawa penting dalam sisten pertahanan buatan adalah antibodi yang dihasilkan oleh limfosit. Pada tubuh manusia, limfosit di bedakan menjai dua, yaitu limfosit B (sel B) dan limfosit T ( sel T). Sel B inilah yang mengahsilkan antibodi. Sebenarnya, sel B dan sel T memiliki kemampuan yang sama, yaitu melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Sel B brfungsi menghasilkan antibodi ketika ada sl kuman masuk. Adapun sel T tidak menghasilkan sekret seperti antibodi, tetapi meningkatkan produksi antibodi (oleh sel B) yang nantinya juga mematikan kuman.
Sel T di bedakan menjadi tiga macam, yaitu sel penolong, sel penahan, dan sl pembunuh. Sel penolong menstimulasi plasma sel dalam memproduksi antibodi dan mengaktifkan sl fagosit dalam pembuluh darah. Apabila sseorang terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus) mak sel penonglah yang di serang oleh virus ini. Oleh karena itu, penderita AIDS menjadi mudah terserang penyakit. Sel penahanberperan dalam mengaktifkan sel plasma dan sek fagosit. Sel pembunuhmemusnahkan bada sel yang teridentifikasi oleh opsonin atau oleh antigen yang terdapat pada membran plasma. Misalnya, sel di serang oleh virus yang membawa virus antigen pada membaran plasma, mak sel pembunuh akan memusnahkan sebelum replikasi virus tersebut terjadi.
Sisten pertahana buatan yang di lakukan limfosit ini bersifat spesifik. Hal ini berarti,setiap perlawanan antibodi terhadap zat asing (antigen) adalah spesifik/tertentu. Jadi, satu macam antibodi hanya melawan satu macam antigen. Apabila antigen yang masuk dalam tunuh berbeda naka jenis antibodi yang si bentuk oleh tubuh juga akan lain lagi.
Sel B dan sel T memiliki reseptor antigen pada membaran palasmanya. Ketika antigen masuk dalam tunuh reseptor antigen pada sel B akan mengikatnya. Untuk satu jenis antigen, sel B memiliki satu jenis reseptor spesifik. Reseptor antigen khusus pada sel B di sebut sebagai antibodi membran.
Apabila suatu antigen (misal amtigen A) masuk dalam tubuh dan mampu melewatipelindung lapis pertama dan kedua pada sistem pertahanan alami, misal sel limfosit B dan sel limfosit T yang memiliki reseptor antigen A akan membelah dan berdiferensiasi. Hasil pembelahan dan diferensiasi tersebut akan membentuk dua klon. Klon pertama menghasilkan sel-sel efektor, sedangkan klon kedua menghasilkan sel-sel memori. Sel-sel efektor memiliki umur pendek dan berfungsi memerangi antigen A yang masuk dalam tubuh tersebut. Adapun sel memori brumur panjang dan memiliki reseptor antigen A. Fungsi reseptor antigen A pada sel memori untuk mengingat, misalnya apabila suatu saat antigen A masuk ke dalam tubuh lagi maka tubuh dengan cepat melawannya. Terbentuk dua klon akibat proses pembelahan dan diferensiasi ini di sebut seleksi klonal.
Tanggapan berupa perbanyakan dan diferensiasilimfosit spesifik akibat masuknya jenis antigen tertentu pada tubuh saat prtama kali di sebut sebagai respons pertahanan primer. Telah anda ketahui jika antigern A partama kali masuk dalam tubuh, sel B akan menanggapinya dengan membentuk antibodi. Waktu yang di perlukan oleh tubuh untuk membentuk antibodi sedikit lama. Bahkan selama masa pembentukan (perbanyakan dan diferensiasi) antibodi tersebut, orang yang tubuhya dimasuki kuman itu akan sakit. Apabila kemudian antibodi menang melawan antigen mak morang tersebut akan sehat dan memiliki sel memori untuk melawan antigen yang sama di waktu yang akan datang. Oleh karena itu, jika suatu saat orang tersebut dimasuki oleh antigen (kuman) berjenis sama, tubuh orang tersebut akan mengaktifkan sel-sel memori yang telah terbentuk sebelumnya. Waktu untuk menanggapi dan melawan kuman tersebut cenderung lebih pendek di bandingkan respons pertahanan primer. Hal ini disebut respons pertahanan sekunder.

Contoh Obat Pertahanan Buatan

         


    
.
B Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu cara untuk membuat tubuh menjadi tahan terhadap penyakit, yaitu dengan memasukan kuman dari luar tubuh ke dalam tubuh secara sengaja. Ada dua macam cara yang digunakan untuk memperoleh pertahanan tersebut,yaitu pertahanan pasif dan pertahanan aktif.
  1. Pertahanan Pasif
Pertahanan pasif merupakan pertahanan yang diberikan kepada individu dan bersifat sementara. Prtahanan ini diberikan kepada tubuh yang sakit untuk melawan antigen yang sudah ada. Dalam pertahanan pasif tubuh tidak membentuk antibodi karena menerima antibodi yang sudah jadi.
  1. Pertahanan Aktif
Pertahanan aktif merupakan pertahanan yang menyebabkan tubuh membentuk antibodi, misalnya melalui pemberian vaksin ke dalam tubuh yang sehat. Vaksin berperan sebagai antigen yang akan memacu tubuh membentuk antibodi guna melawan antigen tersebut. Dengan demikian tubuh aktif membentuk pertahanan yang ditimbulkan disebut pertahanan aktif.
Semua tingkatan umur manusia baik bayi, anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua rentan terhadap penyakit. Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah atau dilawan antibodi dengan cepat asalkan sudah ada sel memori pada sel limfosit B sebelumnya. Untuk itu pemerintahan dari berbagai negara biasanya menggalakan program imunisasi. Imunisasi yang di berikan pada anak balita meliputi perlindungan terhadap penyakit difteri, tetanus, hepatitis B, polio, campak, dan lain-lain.

Refrensi
SISTEM YANG TAK PERNAH TIDUR
Kita sadari atau tidak, jutaan operasi dan reaksi berlangsung dalam tubuh kita setiap detiknya. Hal ini terus berlangsung walaupun kita sedang tidur.
Kegiatan yang padat ini terjadi dalam selang waktu yang menurut pandangan kita sangat singkat. Ada perbedaan mendasar antara pandangan tentang waktu dalam kehidupan kita sehari-hari dengan waktu biologis tubuh kita. Rentang satu detik yang melambangkan selang waktu sangat pendek dalam keseharian kita, berjalan sangat lama bagi kebanyakan sistem dan organ yang bekerja dalam tubuh kita. Jika semua kegiatan yang dilaksanakan oleh semua organ, jaringan, dan sel tubuh dalam satu detik itu dituliskan, hasilnya tak terbayangkan, di luar batasan pikiran manusia.
Salah satu sistem terpenting, yang terus-menerus melakukan kegiatan dan tidak pernah melalaikan tugasnya, adalah sistem pertahanan. Sistem ini melindungi tubuh siang dan malam dari semua jenis penyerang. Ia bekerja dengan penuh ketekunan, layaknya pasukan tempur berperalatan lengkap, bagi tubuh yang dilayaninya.
Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem menghancurkan tatanan ini. Dan sistem kekebalan sangat diperlukan.
Mungkinkah kita bertahan hidup kalau sistem pertahanan tidak ada? Atau, hidup macam apa yang akan kita jalani jika sistem ini gagal memenuhi sebagian fungsinya?
Tidak sukar memperkirakan jawabannya. Sejumlah contoh di dunia kedokteran memperjelas betapa pentingnya sistem kekebalan. Kisah pasien yang dikutip dalam banyak sumber terkait memperlihatkan betapa sulitnya hidup yang harus dijalani pada kasus adanya gangguan dalam sistem pertahanan.
Begitu lahir, pasien ini langsung ditempatkan di sebuah tenda plastik steril. Tidak ada satu pun yang diperbolehkan masuk. Pasien itu dilarang menyentuh manusia lainnya. Ketika dia tumbuh besar, dia ditempatkan di tenda plastik yang lebih besar. Untuk keluar dari tendanya, dia harus memakai seperangkat peralatan yang dirancang khusus mirip pakaian astronot. Apa yang menghalangi pasien ini menjalani hidup normal seperti orang lain? Setelah lahir, sistem kekebalan pasien ini tidak berkembang normal. Tidak ada pasukan bersenjata di tubuhnya untuk melindunginya dari musuh.


PASUKAN DI DALAM TUBUH
Di dalam nodus limfa pecah pertempuran antara penyerang tubuh dan pasukan pertahanan. Ketika bakteri masuk melalui saluran limfatis (1), makrofag menelan sebagian penyerang itu (2), menghancurkannya, dan menunjukkan penanda identitas bakteri itu di permukaannya sendiri. Pesan kimiawi ini diberikan untuk semacam sel darah putih yang dikenal sebagai sel T penolong (3), yang menanggapi dengan memperbanyak (4) dan melepaskan pesan kimia yang memanggil lebih banyak pasukan ke bagian itu (5). Sel T lain memberi isyarat kepada sel B untuk turun ke kancah pertempuran (6). Sebagian sel B mulai bereproduksi (7), dan sel-sel baru ini menyimpan informasi untuk membantu tubuh memerangi musuh yang sama di kemudian hari (8). Sel B lain mengeluarkan ribuan antibodi setiap detik (9), memaksa bakteri menggumpal (10). Selanjutnya makrofag menyapu habis, menelan gumpalan bakteri sementara molekul protein tertentu dan antibodi membuat bakteri mudah ditelan makrofag (11). Terkadang, protein tadi langsung membunuh bakteri dengan merobek dinding selnya (12). Makrofag pembersih kemudian membersihkan seluruh nodus dari sisa-sisa pertempuran, menelan antibodi yang berserakan, bakteri mati, dan puing-puing lain sampai infeksi itu hilang.

Dokter yang menangani anak itu sadar dengan apa yang bakal terjadi jika dia memasuki lingkungan normal. Dia akan segera menderita pilek, penyakit bersarang di tenggorokannya; walau diberi antibiotik dan perlakuan medis lainnya, dia akan menderita infeksi ini, infeksi itu. Tidak lama, perawatan medis akan kehilangan efek, berakibat pada kematian anak laki-laki itu.
Paling-paling anak laki-laki itu hanya akan bisa hidup beberapa bulan atau beberapa tahun di luar lingkungan yang aman tersebut. Maka dunia anak laki-laki itu selamanya dibatasi oleh dinding tenda plastiknya.


Anak laki-laki dalam gelembung. Terlahir pada 1971 tanpa kekebalan tubuh, dia dilahirkan dalam lingkungan suci-hama di sebuah rumah sakit. Walau demikian, kematiannya tidak dapat dicegah.
Setelah beberapa waktu, dokter dan keluarganya menempatkan anak itu di sebuah ruang yang betul-betul bebas hama yang dipersiapkan khusus di rumahnya. Akan tetapi, semua upaya ini tidak membuahkan hasil. Di awal umur belasan, anak itu meninggal ketika transplantasi tulang gagal.1
Keluarganya, para dokter, staf rumah sakit tempat dia dirawat sebelumnya, serta perusahaan farmasi, telah berusaha semampu mereka untuk menjaga anak laki-laki tersebut bertahan hidup. Walaupun mutlak segalanya sudah diupayakan, dan tempat tinggal anak laki-laki itu selalu disuci-hamakan, kematiannya tidak dapat dicegah.
Akhir kisah ini memperlihatkan bahwa tidak mungkin bagi manusia untuk bertahan hidup tanpa adanya sistem kekebalan yang melindungi mereka dari mikroba. Hal ini membuktikan bahwa sistem kekebalan pastilah sudah ada lengkap dan menyeluruh sejak manusia pertama. Oleh karena itu, tidak masuk akal kalau sistem seperti itu berkembang secara bertahap dalam selang waktu yang sangat lama sebagaimana dinyatakan oleh teori evolusi. Manusia tanpa sistem kekebalan, atau dengan sistem kekebalan yang tidak berfungsi, akan segera meninggal seperti pada contoh kasus di atas.X
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar